Bisnis Desain Interior di Balikpapan | 9 Faktor yang Bisa Merubah Rezeki jadi Musibah
Sebagai praktisi kontraktor interior di Balikpapan beberapa kali kami pernah mengalami musibah, tadinya diharap jadi rezeki malah berubah jadi musibah. Ini sering terjadi dalam dunia bisnis desain interior di Balikpapan, awalnya terlihat menguntungkan ternyata setelah dikerjakan beberapa minggu/bulan malah akhirnya buntung. Kenapa sebabnya?
Setelah share dengan rekan-rekan seprofesi pembuat mebel dan desainer interior di Balikpapan, dapat saya simpulkan sebabnya adalah :
1. Kurang teliti terhadap pekerjaan interior yang akan kita kerjakan
khususnya harga atau RAB, salah hitung, ada item yang lupa, salah ukur, pasti bermasalah di akhirnya.
2. Panik
Ketika pekerjaan beberapa minggu ke depan sudah hampir habis maka kita bisa panik mencari pekerjaan/kontrak baru sehingga seringkali tidak berpikir panjang serta bersikap “yang penting dapat proyek”, salah satu contohnya yang sering terjadi adalah banting-bantingan harga
3. Terlalu sedikit mengambil keuntungan
Tidak memperkirakan adanya biaya tak terduga saat proyek interior berjalan.
4. Sistem pembayaran owner yang tidak sesuai kesepakatan diawal.
Janjinya kerjain aj dulu DPnya nyusul eh progress sudah 60% DP belum keluar-keluar. Janjinya setelah selesai lunas eh ini malah bayarnya sedikit-sedikit kayak orang bayar angsuran kredit. Ada juga owner yang punya aturan pelunasan 1 – 3 bulan setelah proyek selesai.. wah…. Klo usaha masih skala kecil kayak kita-kita nih jangan deh coba-coba masuk, mendingan ngerjain kitchen set-an yang pembayaran dan untungnya jelas.
5. Terlalu banyak tambahan pekerjaan
Jangan sampai tidak di charge. Boleh jadi material tidak beli tapi waktu dan ongkos tukang perlu diperhitungkan juga.
6. Biaya Lain-lain
Untuk pekerjaan diluar kota, biaya mobilisasi material dan pekerja serta konsumsi seringkali bisa mencapai nilai 10-15% dari nilai proyek. Sebaiknya untuk item mobilisasi – akomodasi harus dipisahkan dalam RAB, tidak bisa dicampurkan ke dalam item pekerjaan.
7. Kurang modal.
Terkait dengan point 4, owner tidak bisa disalahkan sepenuhnya ya.. salah kita juga yang tetap mau mengerjakan pekerjaan darinya. Klo tetap memaksakan loyal dengan owner seperti ini kudu kuat-kuat modal.
8. Kualitas tukang yang tidak sesuai harapan.
Tukang yang lambat kerjanya dan tidak fokus, hasil kerjanya salah-salah dan kurang rapi, terlalu buru-buru… wah ini juga sering jadi kendala. Walhasil, pekerjaan sudah rapi dibongkar lagi jelas aja bikin bengkak biaya.
9. Material terlambat,
ini juga sering jadi penyebab. Ada lho tukang yang mengenakan charge ongkos tunggu bahan, biasanya ini untuk pekerjaan di luar kampungnya si tukang. Banyak juga kejadian proyek yang ditinggal tukangnya karena material kosong, akhirnya begitu material datang nyari tukang baru lagi, tentunya ya jadi tambah biaya kan?
klo sy seorang guru, admin sy kasih nilai 9 krn isi postingannya betul smua, jujur, sarat ilmu dan relevan. good..
makasih agan…. suwun….
Topik diatas cukup menarik,hanya bapak terlalu mengedepankan resiko
hemat saya,solusi juga perlu lebih gamblang dijelaskan
terimakasih
Siiip, segera deh artikel soal solusinya… Ditunggu ya